Posts

Showing posts from 2015

Di penghujung senja, di Stasiun Kereta

Image
Di penghujung senja, di sudut stasiun kereta. Tak jauh dari stasiun tersebut, terdapat palang pintu rel kereta api. Semua pengguna jalan kian bertambah memenuhi antrian menunggu sang kereta lewat. Ia bak raja yang melintas di tengah kota yang menjadi pusat perhatian bagi siapa saja yang melihatnya. Semua orang takjub, terpaku menanti kedatangannya. Wajah-wajah lelah menghiasi beberapa pengguna jalan, terutama para pengendara motor-yang wajahnya dapat jelas terlihat. Semuannya menunggu. Di sebrang antrian panjang itu, para pedagang menjajakan dagangannya. Yang mayoritas mereka semua adalah pedagang makanan dan satu dua pedagang mainan anak kecil. Yang terlihat mencolok adalah sebuah  angkringan(warung makan sederhana dengan gerobak) yang dipenuhuhi pembeli. Seperti sebuah kue manis yang dikerubungi oleh semut. Beberapa orang tampak sedang duduk santai di sampingnya, dengan tikar yang memang sudah di sediakan oleh pemilik angkringan tersebut. Semuanya bercengkrama ramah dengan p

Untuk kamu yang pernah aku panggil sahabat

Image
Hei, apa kabar ? Sudah tak terhitung berapa hari yang kita lewati tanpa kita bersama. Tunggu dulu, hari ? ah itu terlalu sebentar, mungkin sudah masuk hitungan bulan atau bahkan tahun ? entahlah, ternyata ingatanku tak cukup kuat untuk mengingatnya. Kebersamaan yang dulunya selalu menghiasi hari-hari kita, kini sudah tak dapat kita rasakan lagi. Kita berjalan pada jalur yang berbeda. Saling berusaha mewujudkan impian kita masing-masing. Tentu kau tak lupa, dimana waktu itu kita sering tertawa bersama, menghabiskan detik tiap detik dengan candaan dan tawa renyah tanpa ada sedikitpun kesedihan. Semuanya terasa baik-baik saja, karena kita saling percaya bahwa kita tak sendiri. Karena kita percaya, bahwa aku, ataupun kamu, akan selalu bersama-sama untuk selamanya. sumber: google.com

Untuk Kamu Pemendam Rasa..

Untuk kamu pemendam rasa, menahan perasaan dengan waktu yang cukup lama. Membiarkan semuanya tertutup rapat. Tersimpan rapih di sudut hati yang gelap. Tanpa pernah tau sampai kapan ia akan merahasiakannya. Atau mungkin, takkan pernah disampaikan. Karena tak ada sedikitpun keberanian, walau untuk sekedar menanyakan kabar, sekedar mengucapkan sapaan, sekedar memberikan candaan. Mulutnya terasa kaku, tubuhnya gemetar, hatinya berdebar kencang. Dia telah melihatmu begitu lama. Diam-diam memperhatikanmu. Selalu antusias mengetahui semua tentangmu. Tanpa pernah berfikir, apakah kamu mengetahui semua itu. Dia tetap melakukan pekerjaannya itu. Dia tak bisa melawan keinginan hatinya untuk bisa mengenalmu lebih jauh. Tapi kadangkala logika menghentikannya. Pikirannya mensugestikan dirinya sendiri. Bahwa semua yang dia lakukan adahal hal yang-sia-sia.