Untuk kamu yang pernah aku panggil sahabat

Hei, apa kabar ?

Sudah tak terhitung berapa hari yang kita lewati tanpa kita bersama. Tunggu dulu, hari ? ah itu terlalu sebentar, mungkin sudah masuk hitungan bulan atau bahkan tahun ? entahlah, ternyata ingatanku tak cukup kuat untuk mengingatnya.

Kebersamaan yang dulunya selalu menghiasi hari-hari kita, kini sudah tak dapat kita rasakan lagi. Kita berjalan pada jalur yang berbeda. Saling berusaha mewujudkan impian kita masing-masing.

Tentu kau tak lupa, dimana waktu itu kita sering tertawa bersama, menghabiskan detik tiap detik dengan candaan dan tawa renyah tanpa ada sedikitpun kesedihan. Semuanya terasa baik-baik saja, karena kita saling percaya bahwa kita tak sendiri. Karena kita percaya, bahwa aku, ataupun kamu, akan selalu bersama-sama untuk selamanya.
sumber: google.com
Ingatkah kau, waktu dulu kita berlari mengejar sebuah layangan putus yang terombang-ambing di langit ? Tanpa memperdulikan keadaan sekitar, kita tetap mengejarnya, sampai kaki kita tak mampu berlari lagi. Namun semua usaha kita itu membuahkan hasil, kau mampu mendapatkan layangan itu, dan aku yang saat itu berada disampingmu, ikut merasa gembira atas keberhasilanmu.

Ingatkah kau, waktu dulu disaat kita berdiri di atas tanah lapang yang luas,memperebutkan sebuah bola yang bergerak kesana kemari ? kita terlihat sangat senang, tergambar jelas di wajah kita, guratan senyum yang tak pernah memudar, dan semangat kita yang tak menurun meskipun rasa lelah kian membesar. Hingga sampai adzan maghrib berkumandang, kita pun berhenti dengan kegembiaraan yang meluap-luap. Senja pun tersenyum melihat kita, merasa senang melihat suatu kebersamaan yang sungguh indah.

Dan masih banyak lagi kenangan-kenangan yang tak mungkin aku menuliskan semuanya disini. Ah, aku harap kau mengingat semua itu, karena aku pun-pada detik ini- tak sedikitpun melupakan satu bagian indah cerita itu dalam hidupku, cerita saat aku bersamamu-yang dulu pernah aku panggil sahabat-.

Kau ingat, saat kita berdiri di atas pohon cery pada siang hari yang terik. Diujung atas pohon itu, kau mengatakan ingin menjadi seorang pilot, dengan lantangnya kau berkata "Aku ingin menjadi pilot, aku pasti bisa. Itu mimpiku!". Aku tertawa melihat tingkahmu yang aneh itu. Dan seketika itu juga, kau mengjakku untuk melakukannya juga. Dan anehnya, ketika kau mengatakan itu, badanku seolah bergerak sendiri mengikuti perkataanmu. Dan dalam sekejap, aku sudah berdiri disampingmu, bersiap dengan mantap, lalu berkata "Aku ingin menjadi dokter, aku juga pasti bisa. Itu mimpiku!". "Kita akan selalu bersama selamanya kawan, jangan lupakan itu", suaramu memecah kesunyian. Dan aku, menganggukan kepala dengan mantap sembari tersenyum ke arahmu. Di detik berikutnya, kita tertawa lepas saling memandang satu sama lain. Dengan angin yang berhembus kencang, dan dengan disaksikan oleh semesta yang sedari tadi memperhatikan, 2 mimpi anak manusia terbang ke langit bersamaan dengan harapan-harapan untuk bisa mewudkannya.

Ah, itu merupakan salah satu kenangan favoritku saat kita masih bersama. Ya, saat kita masih berjalan pada jalur yang sama.

Untuk kamu yang pernah aku panggil sahabat. Mungki pada saat itu kita masih terlalu polos, masih terlalu naif. Kita masih menganggap semuanya akan berjalan dengan sempurna, berjalan sesuai apa yang kita harapkan. Maka setelah takdir mengeluarkan kehendaknya- yang tidak sesuai dengan apa yang kita mau-  kita hancur bagai batu yang di hempas palu dengan keras. Sekeras kehidupan ini. Kenyataan memang kadang tak berpihak, kadang seringkali ia membawa suatu perasaan yang orang tak ingin merasakannya. Keputusasaan.

Dan kawan, kau tau apa yang lebih pahit dari kenyataan itu ? kau tau apa yang lebih sakit dari mimpi kita yang sudah hancur ? kau tau jawabannya ? akan kuberitau jawabannya. Yang lebih pahit, dan yang lebih sakit dari itu semua adalah.. saat aku kehilangan dirimu. Kau tau betapa menyakitkannya kehilangan seseorang yang berarti dalam hidupmu ? ah kawan, pasti kau tau apa jawaban untuk pertanyaanku itu.
sumber: google.com


Kau perlahan-lahan menujukkan perubahan. Kau lebih sering terlihat muram. Tak lagi aku melihat senyum di wajahmu itu. Dan perubahan yang sangat kurasakan adalah, sudah tak ada lagi waktu kita untuk bisa bersama seperti dulu. Tak ada lagi canda dan tawa yang memecah telinga. Dalam sekejap kita berubah menjadi seorang yang tak saling mengenal. Kau selalu menghindar saat bertemu denganku. Tak ada sapaan. Bahkan, untuk menatapku saja kau tak mau. Akupun heran apa yang terjadi denganmu. Aku pernah menanyakan itu padamu. Namun kau hanya menjawab dengan gelengan kepala yang tak aku mengerti.

Kau berubah total. Kau seperti tak mengenalku. Aku seperti menjadi orang asing buatmu.

Mungkin, jalan kita sudah berbeda. Kita sudah berjalan pada jalur yang tak lagi sama. Aku tak ingin berlarut-larut tenggelam dalam kesedihan. Masih ada mimpi yang harus ku kejar. Masih banyak jalan lain yang bisa dijalani untuk bisa mewujudkan mimpiku ini. Seperti yang pernah kita katakan waktu itu di atas pohon cery. Kini aku hanya bisa mengingat kenangan-kenangan kita dulu. Kenangan saat aku bersamamu, seseorang yang pernah aku panggil sahabat...

Kawan, kini kita sudah berdiri pada jalur kita masing-masing. Saling berjalan pada arah yang berlainan. Aku, sebagai seseorang yang pernah kau panggil sahabat ini. Akan selalu mendoakan kamu yang dulunya begitu berarti dalam hidupku. Meskipun kini kita sudah tak lagi bersama.

Tenang kawan, sejak saat itu, aku tak pernah melupakan mimpi itu. Mimpi saat kita mengatakannya dengan lantang di atas pohon cery. Dan aku akan tetap berusaha mewujudkan mimpi itu, dengan atau tanpa kamu, yang dulu pernah aku panggil sahabat....

Terima kasih untuk semuanya :)



Comments

  1. Bagus banget bahasanyaaa.. ngena. hiks, ijin nge save ya, kak. soalnya klop bangt pas baca :))

    ReplyDelete
  2. oke :) terima kasih sudah mampir :)

    ReplyDelete
  3. Mendapatkan sahabat memang sulit, tapi mempertahankannya lebih sulit lagi..

    Aku tau gimana rasanya kehilangan sahabat.. BTW tulisannya bagus kak :)

    ReplyDelete
  4. Mendapatkan sahabat memang sulit, tapi mempertahankannya lebih sulit lagi..

    Aku tau gimana rasanya kehilangan sahabat.. BTW tulisannya bagus kak :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Untuk Kamu Pemendam Rasa..

Liburan Tak Pernah Sebosan ini...

Untuk Hati Yang Terluka....