Untuk 2 Manusia Super di Kehidupan Nyata

Surat terbuka untuk 2 manusia super di kehidupan nyata…

Pak, Buk, mungkin ketika kalian membaca ini, kalian akan merasa heran, kenapa aku harus repot-repot menuliskan ini untuk kalian. Mungkin kalian bertanya-tanya, kenapa aku tidak berbicara langsung dengan kalian, kan serumah, setiap hari bertemu, setiap hari berpapasan dan saling berbincang.

“ah ada-ada saja kau nak”. Mungkin kalimat itu yang akan kalian lontarkan padaku ketika aku meminta kalian untuk membaca ini.

“facebook saja bapak dan ibuk baru bisa kemaren ini, lalu sekarang kau meminta bapak untuk membuka blog. Apa lagi itu blog, seperti facebook juga kah?”. Dan pertanyaan itu, mungkin akan langsung bapak atau ibuk tanyakan padaku.

Pak, Buk, bukan maksudku untuk merepotkan kalian. Aku tau kalian baru saja belajar bagaimana menggunakan internet kemarin. Dengan susah dan butuh waktu yang cukup lama, kalian baru mengerti cara menggunakannya (walaupun butuh dipandu juga). Entahlah, hanya saja bagiku lebih mudah mengungkapkannya melalui tulisan. Karena terkadang, ketika mulut tak mampu berucap, biarkan tulisan yang berbicara dengan segala keromantisannya. Jadi sekarang, biarkan aku mengungkapkan perasaan ku selama ini. Untuk kalian, 2 manusia terhebat yang takkan pernah tergantikan.


Pak, Buk. Terima kasih atas jasa kalian selama ini yang telah merawatku dengan sabar dan ikhlas. Kini saatnya aku menggantikan tugas kalian dengan lugas. Istirahatlah saja, biarkan aku yang mengurus semuanya .


Sudah tak terhitung berapa banyak pengorbanan kalian demi kebahagian anakmu ini. Kalian rela bekerja keras demi membuatku tersenyum sepanjang hari. Kalian banting tulang setiap hari tanpa kenal lelah hanya demi satu tujuan. Kebahagianku.

Pak, Buk, aku ingat waktu aku kecil dulu. Aku dengan seenaknya meminta ini itu tanpa pernah melihat kondisi kita. Dan saat kalian menolak salah satunya, aku, dengan cepat merajuk, sepanjang hari. Merengek tetap minta dibelikan, dan mengancam tidak akan makan sampai keinginanku itu terwujud. Bahkan aku mengurung diri di kamar sampai-sampai kalian begitu kerepotan. Dan kalian akhirnya mengabulkan keinginanku itu, hanya karna tak tega melihat anakmu ini sedih sepanjang hari.

Pak, Buk, kini aku sudah beranjak dewasa. Aku sudah tak lagi manja seperti aku kecil dulu. Sekarang aku mengerti bagaimana usaha kalian saat itu. Sekarang aku mengerti apa arti sebuah perjuangan dan pengorbanan. Dan aku berjanji pak, buk, tidak akan ada lagi tangisan dan rengekan aku untuk meminta kalian membelikanku sesuatu. Kini biarkan anakmu ini berjuang sendiri, mendirikan mimpi yang dipunya selama ini untuk satu tujuan. Kebahagiaan kalian.

Aku berjanji pak, buk, apapun jalan cerita hidupku nanti, takkan pernah aku berhenti untuk membuat kalian bahagia. Aku hanya minta dukungan dan doa kalian. Kini biarkan lah anak kecil kalian ini berjuang di jalan mimpinya. Sekali lagi, hanya untuk satu tujuan. Kebahagiaan kalian.


Pak, Buk. Aku tau kita bukan berasal dari keluarga yang berada. Kita tak bisa dengan mudah untuk membeli sesuatu tanpa harus ada perencanaan dahulu. Tapi yang perlu kalian tau, aku tetap bangga menjadi bagian dari keluarga ini sedari dulu.


Aku tau kondisi keluarga kita tak sebaik dibanding dengan teman-temanku. Kita tak bisa begitu saja, memutuskan untuk membeli sesuatu, tanpa ada perencanaan yang matang. Aku tak bisa seperti teman-temanku yang mempunyai baju-baju bagus dan terbaru. Aku hanya punya beberapa baju, yang menurutku sudah bagus dan yang penting layak untuk dipakai. Aku tak bisa seperti teman-temanku yang bisa berlibur ke tempat-tempat wisata yang bagus dan mewah sesuai keinginan mereka. Untukku, kebun binatang menjadi tempat berlibur favoritku, murah meriah, tak perlu mengeluarkan biaya yang banyak. Atau cukup dengan berkumpul bersama, dan membagi semua cerita yang kita punya. Percayalah pak, buk, itu semua sudah cukup membuatku bahagia.

Namun tenang saja pak, buk. Aku tak pernah merasa minder ataupun berkecil hati dengan kondisi keluarga kita. Buatku, memiliki kalian yang begitu peduli dan perhatian denganku sudah membuatku senang. Kalian memberikanku sesuatu yang lebih berharga daripada materi. Kasih sayang.
Kalian mengajarkanku tentang pemahaman hidup yang baik. Dan itu, jauh lebih berharga dari sebuah kemewahan. Kalian mengajarkan sebuah kesederhanaan. Karna sebuah kebahagiaan, tak melulu datang dari sebuah kemewahan. Pak, Buk, aku tetap bangga menjadi bagian dari keluarga ini. Selamanya.


Untuk kalian yang kubanggkan. Kini waktuku untuk membahagiakan kalian.


Pak, Buk, aku sudah bukan anak kecil manja yang kerjaannya merepotkan kalian seperti dulu. Sekarang aku sudah tumbuh dengan pemahaman yang baik atas didikan kalian. Kini saatnya aku meraih impian yang sedari dulu aku ulu-ulukan. Restui langkahku pak, buk. Dekap aku dengan balutan doa kalian yang tulus dan menyejukan. Sekarang tugasku untuk meraih impian, demi sebuah senyuman di wajah kalian.

Terima kasih atas didikan kalian selama ini pak, buk. Terima kasih atas semua pengorbanan yang kalian berikan. Walaupun apapun yang kuberikan pada kalian nanti takkan pernah setimpal dengan apa yang kalian berikan padaku, namun izinkan aku untuk membalas budi untuk kalian.

Terima kasih, Pak, Buk.
Dari anakmu, yang sedang berjuang demi masa depan..

Comments

Popular posts from this blog

Untuk Kamu Pemendam Rasa..

Liburan Tak Pernah Sebosan ini...

Untuk Hati Yang Terluka....