Untitled

Aku masih duduk terpaku memandang jendela. Bayanganmu masih saja terngiang dalam pikiranku sedari kemarin. Jemariku masih terasa kaku untuk sekedar menanyakan kabarmu. Perdebatan masih selalu terjadi dalam hati apakah aku harus menemuimu atau tidak.

Walaupun rindu mengatakan untuk datang, namun rasa bersalah mengatakan untuk aku tetap tinggal.
Ah iya, aku sangat rindu dengan wajahmu itu. Dengan senyuman itu. Dengan celotehan manjamu.
Ah tapi, aku merasa sangat bersalah telah meninggalkanmu sendirian pagi itu, Aku merasa malu karena telah kalah dengan amarahku sendiri. Aku malu dengan keluargamu, bagaimana bisa aku bertemu dengan orang tuamu setelah tindakanku pagi itu.

Percayalah, tak ada yang bisa pergi begitu saja dari orang yang kamu sayangi. Tak ada yang mampu meninggalkan semua memori dan kenangan yang telah tertanam dalam hati.

Aku bukan pergi, hanya saja menepi untuk sekedar menginstropeksi diri kenapa semua ini dapat terjadi.
Bukan sehari dua hari kita menjalani semua ini. Bukan pertama kalinya kita bertengkar dan saling mengutuk diri.
Kau tau persis bagaimana isi hati ini.

Aku memang bodoh.
Aku memang bukan manusia sempurna.

Aku harap ini bukan tulisan terakhirku untuk mu. Walaupun ku tau betapa besarnya amarah dan bencimu kepadaku. Walaupun ku tau kau tidak akan perduli dengan tulisan ini. Walaupun ku tau mungkin sudah tidak akan ada lagi kesempatan yang kamu berikan padaku.
Entahlah, aku sudah tak mampu memikirkan apapun selain rasa penyesalan.

Aku mencintaimu dengan sangat. 
Namun aku juga yang menyakitimu dengan hebat.

Aku terlalu takut untuk menghadapi hari esok.
Semuanya seakan terlihat buram dan gelap. Semuanya terasa hambar.
Aku terlalu takut untuk bertemu denganmu.
Aku malu, sejujurnya.

Aku tak menyalahkanmu atas semua yang sudah terjadi.
Aku tau betapa hancurnya hatimu saat ini.
Aku tau aku hanyalah seseorang yang akan membebanimu. 
Dan aku tau bahwa hati ini akan tetap selalu milikmu.

Maafkan atas kebodohan lelaki dungu ini 😊.

Satu yang pasti dan yang perlu kau tau, aku akan tetap mencintaimu sampai nanti.
Akan tetap berada di tempat yang sama. Dan tetap menunggumu jikalau kamu ingin kembali.

Karena bagaimanpun, akan akan mencintaimu lebih dari hari kemarin.
Karena bagaimanpun, rindu ini akan tetap selalu mengarah ke hatimu.
Karena bagaimanapun, aku tidak akan pernah melupakan janji itu.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Untuk Kamu Pemendam Rasa..

Liburan Tak Pernah Sebosan ini...

Untuk Hati Yang Terluka....